Pulau Tidore dengan kerajaannya, mencapai
puncak keemasan di zaman kekuasaan Sultan Nuku. Sejarah panjang tentang
kesultanan ini sedikit banyak sudah diketahui berbagai kalangan umum.
Namun, tahukah kita ternyata pulau ini memiliki sejarah penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan sekaligus menjadi titik pembenaran ilmu
pengetahuan. Hal ini diungkap sejarawan Maluku Utara, Nani Jafar.
Dosen Jurusan Sejarah Universitas Khairun
Ternate itu menjelaskan, teori bumi ini bulat (geosentris), pertama
kali digagas Galileo-Galilei, ilmuwan terkenal Eropa pada abad
pertengahan. Teori ini kemudian dikembangkan dan disebarluaskan oleh
Copernicus beberapa tahun kemudian setelah meninggalnya Galileo-Galilei.
Meskipun Copernicus dianggap orang pertama yang berjasa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya teori pada ilmu geografi.
Namun ia secara mengenaskan dihukum mati oleh pihak Gereja Katolik Roma
karena dianggap gagasannya bertentangan dengan pemikiran Gereja Katolik
Roma yang mengatakan bahwa bumi ini datar dan bentuknya persegi empat
(heliosentris).
Polemik
antara pemikiran ilmu pengetahuan yang diwakili oleh Copernicus dan
pemikiran dogmatik yang dihembuskan pihak Gereja Katolik Roma, mendorong
Kerajaan Spanyol (ketika itu masih berafiliasi dengan Portugis)
mengutus Magellan untuk membuktikan kebenaran dua pemikiran yang sedang
dipolemikkan itu. Ekspedisi Magellan pun mulai dilakukan, namun
sayangnya ia tidak sempat mencapai Maluku (Tidore). Juan Antonio de
Elcano (seorang sejarawan sekaligus navigator dalam pelayaran itu) lah
yang melanjutkan ekspedisi itu hingga mencapai Pulau Tidore pada tahun
1521. “Dan, titik yang menguak kebenaran pemikiran Copernicus itu
ternyata terletak di Pulau Tidore setelah de Elcano dengan kapal Trinidad dan Victoria berlabuh di pantai barat Pulau Tidore pada tahun itu,” jelasnya.
Demikianlah,
kesimpulan Galileo-Galilei dan Copernikus bahwa bumi ini bulat, bukan
persegi empat sebagaimana yang diajukan pihak Gereja Katolik Roma. Delapan
tahun setelah pendaratan de Elcano di Tidore, Spanyol membangun
bentengnya di pantai barat Pulau Tidore untuk mengenang lokasi tersebut
sebagai tempat bersejarah dan penanda bagi kemajuan ilmu pengetahuan
Kerajaan Spanyol. Kini, situs benteng peninggalan Spanyol itu berada di
antara Kelurahan Mareku dan Kelurahan Ome, di Pulau Tidore.
Karena
hal ini maka menurutnya sangatlah arif, jika di lokasi itu Pemerintah
Kota Tidore Kepulauan membangun tugu/patung Magellan dalam rangka
mengenang ekspedisi Magellan di masa lalu dan antusiasme masyarakat di
Pulau Tidore untuk menyambut baik pertemuan internasional ke-VII di
Tidore terkait dengan “Jaringan Global Kota-Kota Magellan 2017”, yang
diikuti oleh negara-negara seperti; Spanyol, Portugis, Argentina, Chile,
Philipina, dan Indonesia (Tidore) sebagai tuan rumah dalam pertemuan
itu.
Ada beberapa usulan turut disampaikan Nani, yakni: pembuatan
atau pembangunan tugu patung Magellan dimulai awal 2016 dengan
lokasinya di situs benteng Spanyol, yang peresmiannya dilakukan oleh
para delegasi negara anggota pertemuan dengan dibubuhi tandatangan
mereka masing-masing pada prasasti yang akan ditempel di patung
Magellan.
Dalam
prasasti itu selain menulis kalimat: “Pertemuan Internasional Jaringan
Global Kota-Kota Magellan 2017 di Tidore-Indonesia” dalam tiga
bahasa (Indonesia, Inggris, Latin), juga memuat nama-nama delegasi yang
mewakili kota atau negaranya masing-masing. “Agenda yang menjadi
perhatian untuk dibahas dalam pertemuan itu adalah kerjasama dalam
bentuk MoU (Memorandum of Understanding) antar sesama negara anggota
terkait dengan pengembangan bidang wisata sejarah, budaya, tradisi, dan
ekonomi,” imbaunya.
Dia
turut mengusulkan Sultan Tidore dan Wali Kota agar Tidore Kepulauan
ditetapkan sebagai anggota delegasi mewakili Indonesia (Tidore) dalam
pertemuan tersebut Termasuk keikutsertaan secara tetap (permanen). Sultan
Tidore dan Wali Kota Tidore Kepulauan ditetapkan sebagai wakil
Indonesia pada periode pertemuan ke-VIII dan seterusnya. Hal ini
menurutnya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah Tidore
Kepulauan. (ays). Sumber : Kabar Pulau
0 comments:
Post a Comment