MEMPERSIAPKAN GENERASI MUDA MOTI
Masa muda
adalah masa emas. Dimasa ini, berbagai kelebihan dapat dirasakan apabila diisi
dengan hal-hal yang positif. Akan tetapi, realitas sebagian pemuda di Pulau Moti yang
dikenal dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Terperdaya dan dibutakan dengan urusan-urusan dunia dan kurang dalam memenej diri. Sehingga, sangat
disayangkan surau-surau dan masjid-masjid di Moti menjadi sepi bak tak
berpenghuni ketika sholat lima waktu tiba.
Pemuda adalah
ruh suatu daerah bilamana para pemudanya baik maka baiklah daerah itu. Hal ini
tentu menjadi tanggung jawab dan juga tamparan buat para tokoh agama,
masyarakat dan tokoh pemuda di Pulau Moti yang seringkali lalai dalam membina, menjadi
contoh yang baik dan teladan yang sempurna. Karena, mendidik para pemuda bukan
hanya sekedar transfer ilmu semata, akan tetapi lebih kepada transfer karakter
dan nilai-nilai utama.
Setidaknya ada
tiga asas utama yang harus ditanamkan dalam diri pemuda Pulau Moti saat ini.
Yang pertama adalah ilmu. Ia merupakan barometer kebenaran, yang jadi pelita
dalam menapaki jalan kesalamatan. Ilmu yang berdasarkan kalam ilahi dan
tuntunan dari Sang Nabi. Tidaklah mungkin seorang pemuda mau merubah sedangkan
orang yang merubah tidak mau merubah. Faaqidu asy-syai’ la yufarrigu,
jika tidak memiliki, maka tak mungkin merubah.
Asas yang kedua adalah akhlak
yang baik. Husnul khuluq atau akhlak yang baik, merupakan suatu hal yang
menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pembinaan pemuda. Ada lima aspek yang
mendukung terbentuk husnul khuluq ini : Senantiasa berkata benar, menjadikan
sabar sebagai benteng utama, bersikap santun dan lemah lembut, menjauhi sifat
sombong dan merasa lebih serta menjaga silahturahmi dengan sesama.
Asas yang
ketiga adalah selarasnya kata dan perbuatan. Dalam hal ini para pemuda harus
ditanamkan sikap yang dilandasi oleh niat yang ikhlas dan selalu merasakan
muraqabah (pengawasan) dari Allah Ta’ala.
Kesemua hal
diatas mustahil akan tercapai bila mana kita hanya diam melihat mereka para
pemuda Pulau Moti saat ini hanyut dalam kesia-sian dan terlena oleh dunia dalam
pemanfaatan waktu mereka. Laisa man ra’a Kaman sami’a, Tidaklah sama
orang yang melihat dan merasa dengan orang yang hanya sekedar mendengar saja. Wassalam